Agama syiah adalah agama yang tidak
masuk akal, penuh dengan khurofat, kontradiktif, dan kekonyolan serta
banyolan-banyolan. Selain periwayatan keledai, di mata syiah “Ahlus Sunnah” di
bangkitkan pada hari kiamat dengan {maaf} kemaluan buntung/terpotong”.
Akan tetapi agama syiah tetap saja laris, terutama dikalangan para pemuda. Di antara perkara yang menjadikan agama ini laris manis adalah penghalalan “ritual pengumbaran syahwat sepuas-puasnya” yang di tawarkan oleh agama ini dengan nama ibadah mulia. Ritual tersebut adalah nikah “Mut’ah”. Bahkan kaum syiah nekat menyampaikan hadits-hadits palsu tentang keutamaan nikah mut’ah. Terlebih lagi ancaman bagi orang yang tidak melakukannya nikah mut’ah. Kedustaan mengenai hal ini mereka sebutkan di dalam sebuah hadits palsu,
“Barang siapa yang keluar dari dunia dan belum melakukan mut’ah maka ia akan datang pada hari kiamat dalam kondisi buntung kemaluannya.”
Riwayat palsu ini disebutkan oleh Fathullahi Al-Kasyaani dalam kitabnya Tafsir Manhaj Ash-Shadiqin, 2/489.
Seperti itulah kelakuan kaum syiah, membuat riwayat palsu dengan dikemas dengan kedok ibadah yang agung dan mulia, untuk menarik minat dan merekrut orang-orang yang masih awam kedalam agama mereka.
Akan tetapi agama syiah tetap saja laris, terutama dikalangan para pemuda. Di antara perkara yang menjadikan agama ini laris manis adalah penghalalan “ritual pengumbaran syahwat sepuas-puasnya” yang di tawarkan oleh agama ini dengan nama ibadah mulia. Ritual tersebut adalah nikah “Mut’ah”. Bahkan kaum syiah nekat menyampaikan hadits-hadits palsu tentang keutamaan nikah mut’ah. Terlebih lagi ancaman bagi orang yang tidak melakukannya nikah mut’ah. Kedustaan mengenai hal ini mereka sebutkan di dalam sebuah hadits palsu,
“Barang siapa yang keluar dari dunia dan belum melakukan mut’ah maka ia akan datang pada hari kiamat dalam kondisi buntung kemaluannya.”
Riwayat palsu ini disebutkan oleh Fathullahi Al-Kasyaani dalam kitabnya Tafsir Manhaj Ash-Shadiqin, 2/489.
Seperti itulah kelakuan kaum syiah, membuat riwayat palsu dengan dikemas dengan kedok ibadah yang agung dan mulia, untuk menarik minat dan merekrut orang-orang yang masih awam kedalam agama mereka.
Dikutip dari : Buku Banyolan Syi’ah Imamiyah
Penulis : Firanda Andirja Abidin, Lc.,MA
Jika artikel ini bermanfaat, silahkan share.
0 komentar:
Posting Komentar