Selasa, 23 Februari 2016

IMAM SYIAH MENINGGAL BUNUH DIRI




Berkata Al-Kulaini dalam kitab Ushuul Al-Kafi:
“Bab bahwasanya para imam mengetahui ilmu yang telah lalu, ilmu yang akan datang, dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi/samar bagi para imam {para imam mengetahui hal yang ghaib}.” {Ushuul Al-Kafi, 1/316}
Dan yang lebih parah lagi, Al-Kulaini berkata:
 “Bab bahwasanya para imam mengetahui kapan mereka meninggal, dan bahwasanya mereka tidaklah meninggal kecuali dengan pilihan mereka sendiri.” {Ushuul Al-Kafi 1/313}
Pernyataan bahwa para imam mengetahui ilmu yang ghaib, mengetahui ilmu yang telah lalu, ilmu yang akan datang, dan seluruh ilmu yang ada di langit dan bumi. Dan mengetahui kapan mereka meninggal atau tidak meninggal, kecuali dengan pilihan mereka sendiri. Ini semua melazimkan kelaziman-kelaziman yang sangat buruk, di antaranya:
Berarti para imam telah meninggal bunuh diri.
Pertama, Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib {meninggal karena diracun} yang oleh kaum syiah di klaim sebagai imam mereka, jika memang Al-Hasan telah mengetahui bahwa yang di hidangkan kepadanya adalah racun. Ini adalah konsekuensi dari keyakinan orang-orang syiah bahwa para imam mengetahui masa depan, mengetahui ilmu yang ghaib, mengetahui ilmu yang telah lalu, ilmu yang akan datang, dan seluruh ilmu yang ada di langit dan bumi. Pastilah bahwa ia telah mengetahui yang dihidangkan baginya adalah racun, kemudian ia masih nekat mengkonsumsinya? Bukankah ini merupakan tindakan konyol?
Bukankah ini berarti bahwa ia telah mati bunuh diri? Bahkan ia sengaja dan rela mati bunuh diri, karena menurut keyakinan kaum syiah, para imamlah yang memilih kematian mereka karena mereka tidak akan meninggal, kecuali dengan pilihan mereka sendiri.
Kedua, Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib {meninggal terbunuh di Karbala} yang oleh kaum syiah di klaim sebagai imam mereka, jika memang Al-Husain telah mengetahui bahwa beliau akan dikhianati oleh para pengikutnya, beliau juga mengetahui Muslim bin Aqil yang beliau utus akan dikhianati dan akan terbunuh sebelum beliau terbunuh. Beliau juga mengetahui bahwa beliau juga akan terbunuh, bahkan akan tercabik-cabik di Karbala, lantas beliau tetap berangkat ke Karbala? Maka ini menunjukkan bahwa beliau hendak mati bunuh diri. Bahkan menunjukkan bahwa beliau hendak membunuh anak-anak dan kerabat beliau karena mengajak mereka seluruhnya ke Karbala. Bukankah ini merupakan tindakan konyol? Apalagi kematian tersebut atas pilihan beliau {menurut keyakinan syiah}


Dikutip dari             : Buku Banyolan Syi’ah Imamiyah​
Penulis                   : Firanda Andirja Abidin, Lc.,MA
 
Jika artikel ini bermanfaat, silahkan share.

0 komentar:

Posting Komentar