Rabu, 27 Januari 2016

konspirasi Yahudi {Israel} dan Persia {Iran}



Di dalam sebuah koran “ma’arif israel” terdapat sebuah makalah yang ditulis oleh “marlk hubilz” yang menuliskan tentang : Sesungguhnya agama syiah (termasuk diantaranya syiah hautsi)bekerja untuk kemaslahatan kami, dan mereka adalah kaki tangan kami di timur tengah, tanpa keberadaan agama syiah ini, kami tidak mungkin bisa memecah belah negara negara arab dan menyalakan api-api peperangan di dalamnya.
Dengan peran agama syiah inilah kami telah berhasil menghentikan ekspansi islam ke eropa, dan mematahkan setiap perlawanan islam. Itulah yang membuat kami menyokong sepenuhnya agama ini (syiah) dengan segala kekuatan dan fasilitas yang kami miliki karena mereka adalah sekutu-sekutu kami yang setia. Telah sempurna sudah penyelewengan agama dan pemutarbalikan sejarah islam, sungguh kami telah mengganti masjid-masjid dengan husainiyat-husainiyat yang di dalamnya terdapat upacara-upacara yang menghembuskan api permusuhan dan pembalasan dendam yang ujung-ujungnya adalah bagaimana membunuh kaum muslimin.

Dan kami telah menggantikan ka’bah dengan tempat-tempat  serta kuburan-kuburan yang dibuat-buat, dan kami telah menjadikan mereka berhaji ke tempat-tempat dan kuburan-kuburan ini, bukan ke ka’bah! Maka ketika mereka mendapatkan orang nasrani atau yahudi melakukan penistaan terhadap Nabi Muhammad, mereka (kaum muslimin) keluar berdemonstrasi menentang penistaan tersebut. Akan tetapi kalau itu muncul dari orang syiah, mereka mengotori kehormatan Nabi Muhammad, mencerca para sahabat Nabi, menyelewengkan alqur’an, maka kita tidak akan mendapatkan penentangan apapun dari kaum muslimin
Pendeta “zweimer” berkata : “sebuah pohon hanya bisa ditebang oleh salah satu dari anak-anaknya” dan inilah fenomena kesuksesan kami dalam menyelewengkan islam dan memecah belah umat islam. Kami telah memprogram syiah untuk satu tujuan, yaitu kedengkian terhadap “ahlussunnah”  dengan cara menghilangkan akal-akal sehat mereka, dan menggantinya dengan “dorongan-dorongan kebengisan” dengan menghidupkan upacara-upacara penggembosan dan penuh nuansa pembalasan dendam.
Kami buat mereka berperang dengan harta-harta dan jiwa mereka mewakili kami tanpa mengalami kerugian sedikitpun dengan mempergunakan seperlima (kewajiban khumus) harta mereka. Kami buat mereka menunggu “seseorang yang tidak jelas” yang telah menghilang selama 1200 tahun, ia akan datang di akhir zaman, dan membunuh para pembunuh Husaen, ia akan hancurkan ka’bah, ia akan mengeluarkan abu bakar dan umar dan menyalib mereka berdua setelah mereka berdua dihidupkan kembali. Dan seluruh rujukan syiah di Teheran memiliki hubungan yang sangat erat dengan para pembesar yahudi, bahkan ada koordinasi diantara mereka. Bagaimana tidak syiah adalah buatan kami, ingatkah bahwa pendiri syiah adalah Abdulah bin saba “al yahuudi”. Kami betul –betul telah memprogram akal orang-orang syiah sehingga menjadikan musuh awal dan akhir mereka adalah sunni.

Dan program ini adalah penuntutan hukum terhadap kezaliman dan pembalasan dendam terhadap para pembunuh husain dan para perampas kekhalifahan yang tidak lain adalah ahlussunnah, dan program ini adalah program sulit pembuatannya, karena program ini berdiri diatas asas kedengkian dan penyelewengan alquran.

Nb: Diterjemahkan dari teks asli.

Selasa, 19 Januari 2016

Kecintaan Syi’ah Terhadap Ali, antara syari’at dan ghuluw

Kecintaan Syi’ah Terhadap Ali, antara syari’at dan ghuluw

أنه لا يحبني إلا مؤمن , ولا يبغضني إلا منافق

“Tidaklah mencintaiku melainkan ia seorang mukmin dan tidaklah membenciku melainkan ia seorang munafiq.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim)
Asy-Syaikh Abdul Hamid Al-Juhani ketika menjelaskan makna hadits ini, beliau mengatakan,
” Aku ingatkan bahwa Rafidhah tidak termasuk dalam hadits ini; karena yang dimaksud dengan “kecintaan” dalam hadits di atas adalah kecintaan yang syar’i (sesuai syari’at islam,pen), sedangkan kecintaan Rafidhah terhadap Ali adalah kecintaan yang tidak syar’i, bahkan ia adalah kecintaan bid’ah dan syirik, tidaklah membuat mereka dari Allah kecuali bertambah jauh dan menambah murka. (kecintaan mereka) seperti kecintaan Nashara kepada Isa bin Maryam ‘alaihis salam, yaitu kecintaan ghuluw, syirik, dan dusta. Jadi, tidak semua yang namanya cinta itu adalah benar dan jujur.
Tentang hal ini Allah berfirman:

قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفرلكم ذنوبكم

“Katakanlah (wahai Muhammad), ‘Jika kalian memang cinta kepada Allah, maka ikutilah aku pasti Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (QS. Ali Imran: 31)
Demikianlah, kecintaan kepada Ali bin Abi Thalib atau kebencian kepadanya adalah pembeda antara seorang mukmin dan munafiq.

Dan kami bersaksi kepada Allah atas kecintaan kepada Ali dengan kecintaan yang syar’i.

Kami berlepas diri kepada Allah dari  syirik kaum Rafidhah dan sikap berlebihan mereka, dan (kami juga berlepas diri) dari kebencian kaum Nawashib dan sikap jumut mereka….”
[Selesai penjelasan beliau]
Ahsanta (sungguh benar anda) wahai Asy-Syaikh Al-Juhani…
Kaum Rafidhah tidaklah masuk kedalam deretan orang-orang yang mencintai Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘anhu….. walaupun mereka mengklaimnya….
Ya Allah, saksikanlah…, kami berlepas diri dari sikap berlebihan kaum Rafidhah terhadap hamba-Mu yang mulia, Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘anhu…
Ya Allah, lindungilah kaum muslimin dari kelejekan, kejahatan, dan kesesatan Rafidhah….
Amin Ya Rabbal ‘Alamin
Wallahu Ta’ala A’lam bish Shawab
sumber;https://haulasyiah.wordpress.com

Syi’ah dan Kebencian Mereka Kepada Malaikat Jibril

الحمدالله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه أجمعين

أما بعد :

Sungguh Syi’ah telah terpengaruh dengan keyakinan Yahudi dalam hal permusuhan mereka terhadap Malaikat Jibril ‘alaihis salam
Berikut ini adalah penjelasan dari Asy-Syaikh Al-‘Allamah Sholih Al-Fauzan (Anggota Dewan Fatwa Arab Saudi) dalam kitabnya Al-Manhah Ar-Robbaniyah fi Syarhil Arba’ina An-Nawawiyah, hal.53-54 Cet. Darul ‘Ashimah:
“Diantara mereka ada yang memusuhi para malaikat, diantara mereka ada juga yang memusuhi sebagian malaikat. Seperti Yahudi yang memusuhi Malaikat Jibril ‘alaihis salam, mereka mengatakan Jibril musuh kami, seandainya yang turun kepada Muhammad (untuk menyampaikan wahyu) bukan Jibril pasti kami akan beriman kepadanya, tetapi karena yang turun kepadanya adalah Jibril maka kami tidak mau beriman kepadanya, karena Jibril adalah musuh kami. Allah berfirman:

قال الله تعالى: (قُلْ مَن كَانَ عَدُوّاً لِّجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللّهِ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ * مَن كَانَ عَدُوّاً لِّلّهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ….) البقرة : 97-98

“Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman * Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir” (QS. Al-Baqoroh: 97-98)

 Syi’ah juga memusuhi Jibril karena syi'ah agama buatan Yahudi.

Mereka berkata: Sesungguhnya risalah (kenabian) untuk Ali tetapi Jibril berkhianat dan memberikannya kepada Muhammad.

Seorang penya’ir mereka berkata:

خان الأمين وصدها عن حيدرة

“Telah berkhianat Al-Amin (Jibril) dan menghalanginya dari Haidaroh (‘Ali)”

sumber;https://haulasyiah.wordpress.com

Minggu, 03 Januari 2016

15 Doktrin Sesat Syi’ah

s

Pertama: Dunia dengan seluruh isinya adalah milik para imam Syi’ah. Mereka akan memberikan dunia ini kepada siapa yang dikehendaki dan mencabutnya dari siapa yang dikehendaki. (Kitab Ushulul Kaafi, hal.259, Al Kulaini).
Doktrin itu untuk menandingi firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Sesungguhnya bumi adalah milik Allah, Dia dikaruniakan kepada siapa yang Dia kehendaki, (QS. Al A’raf: 128). Mereka menyetarakan kekuasaan para Imam Syi’ah dengan Allah, bukankah itu inti kesyirikan?
Kedua: Ali bin Abi Thalib mereka klaim sebagai imam Syi’ah yang pertama dinyatakan sebagai dzat yang pertama dan terakhir, yang dhahir dan yang bathin. (Kitab Rijalul Kashi: hal. 138). Mereka menyamakan sifat Ali dengan sifat Allah seperti dalam surat Al Hadid, ayat 3. Bukankan itu inti kesyirikan dan kekufuran?
Ketiga: Para Imam Syi’ah merupakan wajah Allah, mata Allah dan tangan-tangan Allah yang membawa rahmat bagi para hamba Allah. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 83).
Keempat: Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib oleh Syi’ah dikatakan menjadi wakil Allah dalam menentukan surga dan neraka, memperoleh sesuatu yang tidak diperoleh oleh manusia sebelumnya, mengetahui yang baik dan yang buruk, mengetahui segala sesuatu secara rinci yang pernah terjadi dahulu maupun yang ghaib. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 84).
Kelima: Keinginan para Imam Syi’ah adalah keinginan Allah juga. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 278).
Keenam: Para Imam Syi’ah mengetahui kapan datang ajalnya dan mereka sendiri yang menentukan saat kematiannya, karena bila imam tidak mengetahui hal-hal semacam itu maka ia tidak berhak menjadi imam. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 158).
Ketujuh: Para Imam Syi’ah mengetahui apapun yang tersembunyi dan dapat mengetahui dan menjawab apa saja bila kita bertanya kepada mereka, karena mereka mengetahui hal ghaib sebagaimana yang Allah ketahui. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 193).
Kedelapan: Allah itu bersifat Bada’ (yaitu baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi). Akan tetapi para Imam Syi’ah telah mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 40).
Menurut Al Kulaini (ulama besar ahli hadits Syi’ah), Bahwa Allah tidak mengetahui bahwa Husein bin Ali akan mati terbunuh. Menurut mereka Tuhan pada mulanya tidak tahu karena itu Tuhan membuat ketetapan baru sesuai dengan kondisi yang ada. Akan tetapi Imam Syi’ah telah mengetahui apa yang akan terjadi. Oleh sebab itu menurut doktrin Syi’ah Allah bersifat bada’. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 232).
Kesembilan: Para imam Syi’ah merupakan gudang ilmu Allah dan juga penerjemah ilmu Allah. Para imam Syi’ah bersifat Ma’shum (bersih dari kesalahan dan tidak pernah lupa apalagi berbuat Dosa). Allah menyuruh manusia untuk mentaati Imam Syi’ah, tidak boleh mengingkarinya dan mereka menjadi hujjah (Argumen Kebenaran). (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 165).
Kesepuluh: Para imam Syi’ah sama dengan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 165). Yang mereka maksud para Imam Syi’ah adalah Ali bin Abi Thalib, Husein bin Ali, Ali bin Husein, Hassan bin Ali dan Muhammad bin Ali. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 109).
Kesebelas: Al Qur’an yang ada sekarang telah berubah, dikurangi dan ditambah (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 670). Salah satu contoh ayat Al Qur’an yang dikurangi dari aslinya (versi mereka, red.) yaitu ayat Al Qur’an An Nisa’: 47, menurut versi Syi’ah berbunyi: “Ya ayyuhalladziina uutul kitaaba aaminuu bimaa nazzalnaa fie ‘Aliyyin nuuron mubiinan”. (Kitab Fashlul Khitab: hal. 180). Menurut Syi’ah, Al Qur’an yang dibawa Jibril kepada Nabi Muhammad ada 17 ribu ayat, namun yang tersisa sekarang hanya 6660 ayat. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 671).
Keduabelas: Menyatakan bahwa Abu Bakar, Umar, Utsman bin Affan, Muawiyah, Aisyah, Hafshah, Hindun, dan Ummul Hakam adalah makhluk yang paling jelek di muka bumi, mereka ini adalah musuh-musuh Allah. Siapa yang tidak memusuhi mereka, maka tidaklah sempurna imannya kepada Allah, Rasul-Nya dan Imam-Imam Syi’ah. (Kitab Haqqul Yaqin: hal. 519, oleh Muhammad Baqir Al Majlisi).
Ketigabelas: Menghalalkan nikah Mut’ah, bahkan menurut doktrin Syi’ah orang yang melakukan kawin mut’ah 4 kali derajatnya lebih tinggi dari Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. (Kitab Tafsir Minhajush Shadiqin, hal. 356, oleh Mullah Fathullah Kassani).
Keempatbelas: Menghalalkan saling tukar-menukar budak perempuan untuk disetubuhi kepada sesama temannya. Kata mereka, Imam Ja’far berkata kepada temannya: “Wahai Muhammad, kumpulilah budakku ini sesuka hatimu. Jika engkau sudah tidak suka, kembalikan lagi kepadaku.” (Kitab Al Istibshar III: hal. 136, oleh Abu Ja’far Muhammad Hasan Ath Thusi).
Kelimabelas: Rasulullah dan para sahabat akan dibangkitkan sebelum hari kiamat. Imam Mahdi sebelum hari kiamat akan datang dan dia membongkar kuburan Abu Bakar dan Umar yang ada didekat kuburan Rasulullah. Setelah dihidupkan maka kedua orang ini akan disalib (Kitab Haqqul Yaqin, hal. 360, oleh Mullah Muhammad Baqir Al Majlisi).
Semua kitab tersebut di atas adalah kitab-kitab induk atau rujukan pokok kaum Syi’ah yang posisinya seperti halnya kitab-kitab hadits Imam Bukhari, Muslim, Ahmad bin Hambal, Nasa’i, Tirmidzi, Abu Daud, dan Ibnu Majah bagi kaum Muslimin. Oleh karena itu, upaya-upaya Syi’ah untuk menanamkan kesan bahwa Syi’ah adalah bagian dari kaum Muslimin, hanya berbeda dalam beberapa hal yang tidak prinsip, adalah dusta dan harus ditolak tegas
Adakah orang masih percaya bahwa Syi’ah itu bagian dari umat Islam? Atau Anda masih ragu bahwa ajaran Syi’ah itu sesat menyesatkan? Menurut Imam Malik dan Imam Ahmad, barangsiapa yang tidak mengkafirkan aqidah Syi’ah ini, maka dia termasuk kafir.
Wallahu a’lam.