Minggu, 11 Oktober 2015

Syiahisasi di Indonesia


Kelompok syiah melakukan penyesatan kepada kalangan Ahlus Sunnah terutama yang masih lemah memegang aqidah dilakukan secara masif dengan dukungan yang besar. Menurut DR. Abdul Choir Ramadhan pada bab VIII dalam bukunya khusus membahas “proses sistemik syiahisasi”. Menurutnya, kelembagaan penyebaran da’wah syiah di Indonesia marak semenjak jatuhnya shah Iran dan tampilnya Khomeini menjadi pemimpin tertinggi Iran. Dua sayap dalam gerakan syiah di Indonesia yaitu Lembaga Komunikasi Ahlul Bait {LKAB} yang kemudian berubah menjadi Ahlul Bait Indonesia {ABI} yang berpusat di Jakarta dan Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia {IJABI} yang berpusat di Bandung. Dikordinasikan oleh Islamic Cultural Center {ICC} dibawah Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Iran di Jakarta. Menurutnya syiahisasi dilakukan melalui tiga tahap, pertama menanamkan keraguan transmisi agama melalui jalur sahabat. Kedua, ditanamkan rasa kebencian kepada istri Nabi dan sahabat. Ketiga, internalisasi ideologi imamah. Tim peneliti MUI pusat menyatakan ada 6 poros pengembangan syiah yaitu poros Jakarta dan sekitarnya, poros Pekalongan-Semarang, poros Jogyakarta, poros Bangil dan Pasuruan, poros Bandung dan poros luar Jawa. Dilakukan melalui pendidikan, pengajian {husainiyat}, pengembangan ekonomi, serta politik. Seratus yayasan yang tersebar dari Aceh sampai Papua dibentuk untuk mewadahi gerakan. Tokoh syiah pun menyusup di berbagai instansi, organisasi dan partai politik. Munculnya tokoh utama syiah Jalaluddin Rakhmat menjadi anggota parlemen, nyatanya telah memberi hikmah luar biasa bagi umat Islam Indonesia, yakni kejelasan bahwa sudah sampai fase apakah sebenarnya gerakan syiah itu saat ini. Allah telah bukakan tabir taqiyah agar umat lebih waspada dan tak bisa berleha-leha lagi.

Pun demikian dengan apa yang dikemukakan Habib Achmad bin Zein Al-Kaff ulama NU Jawa Timur mengenai pola syiahisasi melalui jalur pendekatan perlu menjadi perhatian kita bersama, “para tokoh syiah sangat pro aktif melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh NU, Muhammadiyah, cendikiawan muslim, maupun para habaib. Mereka ini lalu diundang untuk berkunjung ke Iran melihat keberhasilan Revolusi Iran yang dicetuskan oleh Khomeini. Termasuk juga mereka siap membantu kebutuhan organisasi maupun kebutuhan pribadi dari para tokoh tersebut. Jadi mereka telah ditamasyakan dan dicuci otaknya baik dari segi fikiran maupun materialnya saat berkunjung ke Iran. Sesampainya di Indonesia, para tokoh tersebut tetap dipantau oleh orang-orang syiah. Efeknya, para tokoh tersebut hanya berani mau berkomentar mengenai hal-hal yang positif saja. Sedangkan mengenai aqidahnya yang jelas-jelas sesat dan menyimpang, mereka tidak berani berkomentar. Bahkan mereka ini angkat bicara dan membela syiah jika ada orang lain yang menyerang syiah.”
Lembaga strategis untuk program syiahisasi adalah sekolah, pesantren, universitas atau husainiyat. Agar mendapat perlindungan hukum dan dapat leluasa bergerak maka dibentuklah berbagai yayasan. Begitu juga ABI dan IJABI terdaftar sebagai ormas. Kajian-kajian keagamaan mengundang para mullah dari Iran, Irak, atau afganistan yang rezim pemerintahnya jelas-jelas didominasi oleh syiah. Dimulai dengan metode taqrib antara suni-syiah. Berlanjut ke mengkritisi sumber dan dasar-dasar suni serta menguatkan dalil syiah dengan membangun doktrin kecintaan para Ahlul Bait. Barulah faham imamah diinternalisasikan menjadi ideologi perjuangan. Bersatu sebagai gerakan global, ideologi transnasional dibawah kepemimpinan negara syiah Iran. Dari sekedar teologis menjadi ideologis. Lalu penyesatan dilakukan dengan strategi politik yang biasa jika didalamnya ada propaganda, provokasi, lobby, bantuan ekonomi, bahkan infiltrasi dan bribery {penyuapan}.
Ketika muncul keyakinan bahwa syiah itu menyesatkan dari jalan lurus beragama dan ketika syiah ditempatkan pada ajaran yang bukan ajaran Islam, maka proses penyesatan di segala bidang itu pada hakikatnya adalah proses pemurtadan. Tentu bukan hal yang dapat dianggap ringan akibat dan dampak-dampaknya.
Wallahu ‘alam.
sumber;syiahisasi di indonesia

0 komentar:

Posting Komentar