Tidak diragukan lagi bahwa agama syi'ah adalah agama yang berisi
kekonyolan, kontradiktif, khurofat, dan penuh dengan banyolan. Ini semua
menunjukkan bahwa agama syi'ah bukan dari Islam akan tetapi hasil karya
orang-orang yang ingin merusak Islam dari dalam.
Berikut ini kami
tampilkan banyolan-banyolan kaum syi'ah yang kami kumpulkan dari
beberapa tulisan dari internet, disertai tambahan-tambahan dari kami.
Di antara banyolan-banyolan tersebut adalah :
Dalam kitab Al-Kaafi disebutkan :
Amirul
Mukminin (Ali bin Abi Tholib) menyebutkan bahwa hewan yang pertama kali
meninggal tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meninggal
adalah 'Ufair (himar tunggangan Nabi-pen). Ia memutuskan tali kekangnya
lalu iapun lari hingga mendatangi sumur bani Khutmah di Quba', lalu
iapun melemparkan dirinya dalam sumur tersebut. Maka sumur tersebut
menjadi kuburannya.
Dan diriwayatkan bahwasanya Amiirul-Mukminiin
(‘alaihis-salaam) berkata : “Sesungguhnya keledai itu (yaitu keledai
tunggangan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang bernama Ufair-pen)
berkata kepada Rasulullah (shallallaahu ‘alaihi wa aalihi) : “Demi
ayah, engkau, dan ibuku, sesungguhnya ayahku telah menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari kakeknya, dari ayahnya : Bahwasannya ia pernah bersama Nuuh di dalam perahu. Maka Nuuh bangkit berdiri dan mengusap pantatnya, kemudian bersabda : ‘Akan muncul dari tulang sulbi keledai ini seekor keledai yang akan ditunggangi oleh pemimpin dan penutup para Nabi’.
Dan segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku sebagai keledai itu”
[selesai]. (Usul Al-Kaafi 1/293, [بَابُ مَا عِنْدَ الْأَئِمَّةِ مِنْ
سِلَاحِ رَسُولِ اللَّهِ وَمَتَاعِهِ], hadits ke-9)
Hadits aneh
ini juga disebutkan oleh Al-Majlisi dalam kitabnya Bihaar al-Anwaar
17/405 dalam bab (ما ظهر من إعجازه صلى الله عليه وسلم في الحيوانات)
"Mukjizat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada hewan-hewan"
Bahkan al-Majlisi menilai hadits ini adalah hadits yang shahih. Beliau berkata :
ولا يَستبعِد من كلام الحمار مَن يؤمن بالقرآن وبكلام الهدهد والنمل وغيرهما
"Orang
yang beriman kepada Al-Qur'an, beriman dengan perkataan burung Hudhud
dan perkataan semut, serta selain keduanya, tidak akan merasa aneh
dengan perkataan himar" (sebagaimana dinukil oleh pentahqiq Ushul
Al-Kaafi), Yaitu Al-Majlisi menguatkan keshahihan hadits ini.
Silakan
perhatikan dengan seksama……… bahwa seekor keledai telah memerankan diri
layaknya seorang perawi hadits dengan menggunakan lafadh : haddatsanii
abiy…dst. Tentu saja riwayat ini tidak akan kita temukan di kitab-kitab
Ahlus-Sunnah. Ia terdapat dalam kitab Al-Kaafiy – kitab hadits paling
valid menurut madzhab Syi’ah -.
Si keledai, bapaknya keledai,
sampai kakeknya keledai menjadi rantai periwayatan yang menghubungkan
pengkhabaran dari Nabi Nuuh ‘alaihis-salaam sampai Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Yang aneh, hadits yang aneh ini
dianggap sebagai mukjizat oleh Al-Khuu’iy – salah seorang fuqahaa’
Syi’ah kontemporer – saat menjelaskan hadits ini, ia berkata :
انظروا إلى هذه المعجزة، نوح سلام الله عليه يخبر بمحمد عليه السلام، وبنبوته قبل ولادته بألوف السنين.
“Lihatlah
oleh kalian akan mu’jizat ini. Nuuh salaamullaah ‘alaihi mengkhabarkan
Muhammad ‘alaihis-salaam dan tentang kenabiannya sebelum kelahirannya
beribu-ribu tahun” [lihat Lillaahi Tsumma lit-Taariikh, hal. 15].
Jika
manusia – yang notabene makhluk yang dikaruniai akal – harus ditimbang
dalam penyampaian riwayat, bagaimana statusnya jika ia seekor keledai ?
Dan bagaimana bisa khabar aneh ini mengagumkan Al-Khuu’iy dan
menganggapnya sebagai satu mu’jizat ? Dan mungkinkah ‘Aliy bin Abi
Thaalib radliyallaahu ‘anhu yang terkenal teliti, kritis, dan berilmu
menyampaikan khabar ini ? Nampaknya, ini adalah kebohongan serius yang
telah menyisip dalam kitab Al-Kaafiy karangan Al-Kulainiy. (http://abul-jauzaa.blogspot.com/2010/04/ketika-keledai-telah-menjadi-perawi.html)
Yang menjadi permasalahan bukanlah himar (keledai) yang berbicara,
karena bahkan batu pernah memberi salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dan ini merupkan mukjizat Nabi, demikian juga hadits-hadits
dalam Shahih Al-Bukhari yang menyebutkan bahwa sapi dan serigala bisa
berbicara.
Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah :
-
Berapa umur himar/keledai tersebut?. Bukankah antara Nabi shalallahu
'alaihi wa sallam hingga Nabi Nuuh 'alaihis salam ribuan tahun??.
Padahal sanad silsilah keluarga himar tersebut hanya 4 atau lima
keledai. Jadi masing-masing keledai tersebut berumur ratusan tahun??!!
Padahal umur himar biasanya berkisar antara 30 hingga 35 tahun, dan
kalau panjang umur mungkin hingga 50 tahun??!
- Lalu para
himar tersebut bergaya sebagaimana ahlul hadits !!!. Padahal di zaman
Nabi belum ada model periwayatan hadits, belum ada istilah haddatsanaa
dan juga akhbaronaa…. Istilah-istilah tersebut muncul dan masyhur di
zaman periwayatan hadits, yaitu setelah berlalunya generasi para
sahabat.
- Tentunya jika ada periwayatan dari hewan-hewan
maka perlu ada buku yang menjelaskan tentang kedudukan para hewan
tersebut, apakah sebagai perawi yang tsiqoh, ataukah dho'if, ataukah
muttaham bi al-kadzib, dsb.
- Ternyata himar ini, serta
ayahnya, kakeknya, hingga buyutnya yang ada di zaman Nabi Nuuh adalah
himar-himar yang cerdas. Mereka bisa membedakan mana ayah dan mana
kakeknya !!!. Akan tetapi saking pintarnya sang himar ternyata mati
dengan membunuh dirinya, dengan menenggelamkan dirinya di sebuah sumur
??!!. Mestinya himar ini juga –yang ditunggangi oleh Nabi shallallahu
'alaihi wasallam- tahu bahwa membunuh diri adalah dosa besar.
Hadits
ini memang ditolak oleh sebagian kaum syi'ah, setelah mengetahui
kelucuan dan kekonyolan riwayat silsilah himar tersebut. Akan tetapi
ternyata hadits ini disebutkan dalam kitab agama syi'ah yang paling
valid dan otentik, yaitu kitab Ushuul Al-Kaafi, yang menurut Al-Mahdi
bahwa kitab ini isinya seluruhnya adalah shahih. Karenanya kita dapati
sebagian ulama syi'ah tetap membela keshahihan riwayat himar tersebut.
sumber; http://mengapasayakeluardarisyiah.info
Senin, 07 September 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar